SAHABAT SETIA

Jumaat, 15 Oktober 2010

مشاري العفاسي

مشاري العفاسي

Adab - Adab Dalam Bersahabat

Adab - Adab Dalam Bersahabat

Jika mendengar kata sahabat, tentunya yang ada di benak kita adalah seorang teman setia yang penuh pehatian, selalu mahu mendengar masalah-masalah kita, menghargai, membantu di kala susah dan ikut gembira di kala kita gembira. Agama kita telah mangatur semua itu, termasuk bagaimana adab-adab kita dalam bersahabat yang ditujukan untuk mencari redha Allah.

Tujuan Persaudaraan
Hasan al-Bashri rohimahullah dalam hal ini mengatakan, “Seorang teman yang jika engkau temui akan mengingatkanmu akan kewajibanmu terhadap Allah itu lebih baik bagimu dari seorang teman yang selalu memberimu segenggam dinar.”
Beliau juga mengatakan, “Seorang mukmin adalah cermin bagi saudaranya yang lain. Jika dia mendapatkan sesuatu yang tidak menyenangkan pada diri saudaranya, ia bersegera meluruskan juga selalu menjaga aib saudaranya baik ketika sendirian atau ketika bersama orang lain."
Kalaupun kita melihat kejelekan dan kekurangan secara tak sengaja, maka tidaklah perlu membicarakan kejelekan pada orang lain. Tutupilah kelemahannya itu, dan jadikan sebagai rahsia peribadimu sepanjang hayat.
Itulah hakikat persahabatan sebenarnya. Sesungguhnya seorang yang lemah akan lebih mampu untuk meluruskan nafsunya yang hendak berbuat maksiat dengan bantuan teman-temannya.

Bantuan Material
Ada muslim yang dilebihkan dalam hal rezeki atau kewangan dan ada juga yang kekurangan. Ini adalah sunnatulloh. Segalanya diciptakan oleh Allah dengan pengetahuan dan keadilan-Nya yang sempurna. Membantu kesulitan dalam hal material, adalah salah satu adab kita dalam bersahabat. Dan juga sebagai wasilah mendulang pahala kita. Rasulullah SAW bersabda yang ertinya, “Dan barangsiapa yang membebaskan kesusahan seorang muslim, maka Allah akan membebaskan kesusahannya di hari kiamat. “ (Hadits Riwayat Bukhari dan Muslim).

Saling Menolong dalam hal Kebaikan
Firman Allah dalam surat al-Maidah ayat 2 yang ertinya, “…. Tolong menolonglah dalam kebaikan serta takwa dan jangan tolong menolong dalam kemungkaranan dan permusuhan…”
Sebagaimana juga janji Rasulullah SAW “Allah akan selalu menolong hamba selama hamba itu menolong saudaranya.” (Hadits Riwayat Bukhari dan Muslim).
Menahan Lidah
Rasulullah SAW bersabda yang artinya, “Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir maka hendaknya berkata yang baik atau diam.” (Hadits Riwayat Bukhari dan Muslim).
Buatlah Senang
Teman yang baik akan berusaha memberikan kesenangan kepada kawannya. Setiap bertemu bisa mengubati perasaan gundah yang menimpa. Sekali-kali berikanlah hadiah kepada sahabat. Rasulullah SAW pernah bersabda yang ertinya, “Berikanlah hadiah nescaya kalian akan saling mencintai.”

Maafkan, sembunyikan dan baik sangka
Manusia tempatnya salah dan silap. Orang lain mungkin berbuat salah, demikian juga dengan diri kita. Bila sedar akan hal ini semestinya kita akan bersikap arif. Kesalahan dan kekhilafan saudara kita hendaknya dimaafkan. Disamping memaafkan kita tidak boleh menyebarkan aib kepada orang lain. Allah menjanjikan pahala besar bagi orang yang mahu menutupi aib saudaranya sebagaimana sabda Rasulullah SAW yang ertinya, “Barangsiapa yang menutupi aib saudaranya sesama muslim maka Allah akan menutup aibnya pada hari kiamat. ” ( Hadits Riwayat Bukhari dan Muslim).

Memaafkan, menyembunyikan kekurangan dan nasihati dengan kebaikan dilakukan dengan empat mata, dengan memperhatikan adab-adabnya.

Setia
Kesetiaan sangat disertakan dalam persahabatan dan diharapkan kekal sampai negeri abadi. Dan karananya tidaklah boleh seseorang mengkhianatinya. Rasulullah SAW bersabda yang ertinya,“Seorang muslim adalah saudara muslim yang lain, tidak boleh dikhianati, didustai, tidak dihinakan orang.” (Riwayat at-Tirmidzi).
Ungkapkan dengan doa
Doakan selalu untuk keistiqomahan sahabat kita dalam menjalankan ibadah kepada Allahsubhanahu wa ta’ala. Bahkan sekalipun telah meninggal.
“…Ya Rabb Kami, beri ampunlah Kami dan saudara-saudara Kami yang telah beriman lebih dulu dari Kami, dan janganlah Engkau membiarkan kedengkian dalam hati Kami terhadap orang-orang yang beriman; Ya Rabb Kami, Sesungguhnya Engkau Maha Penyantun lagi Maha Penyayang.” ( QS. Al Hasyr : 10)
semoga bermanfaat... ^^

Yang Halal, Tapi Di Benci Allah

Yang Halal, Tapi Di Benci Allah



Perceraian bukanlah suatu perkara yang mudah, dan ia tidak pernah dipermudahkan dan digalakkan oleh agama Islam. Islam hanya membenarkan perceraian, jika kedua pasangan suami isteri telah berusaha bersungguh-sungguh untuk mendapatkan bantuan dan nasihat yang diperlukan, sehingga tiada lagi ruang bagi mengatasi permasalahan mereka untuk berdamai.

Jika semua usaha-usaha ini telah mereka laksanakan, namun rumahtangga mereka masih tidak dapat diselamatkan, maka Islam membenarkan pasangan tersebut bercerai. Perceraian merupakan perkara yang halal tetapi paling dibenci oleh Allah swt. Firman Allah di surah Al Baqarah ayat 229 yang bermaksud,

"Rujuklah mereka (isteri-isteri kamu) dengan cara yang ma'ruf atau ceraikanlah mereka dengan cara yang baik"

Begitu juga Islam melarang seorang isteri yang minta diceraikan tanpa ada sebab-sebab yang syar'ie, sebagaimana hadis Rasulullah saw yang bermaksud,

"Dari Sauban r.a bahawa Rasulullah saw bersabda : "Mana-mana perempuan yang meminta cerai daripada suaminya tanpa ada apa-apa keuzuran syar'ie, maka haram ke atasnya bau syurga" (Riwayat : Abu Daud)

Perkara di atas ini berlaku juga terhadap suami yang menceraikan isterinya, tanpa ada sebab-sebab atau alasan yang kuat sehingga isteri terasa dizalimi atau menceraikannya dengan cara penganiayaan. Begitu juga haram bagi suami menceraikan isterinya sewaktu sedang haid atau sewaktu isteri dalam keadaan suci tetapi telah dicampurinya.

Beginilah Al-Quran Mengajarkan Doa Kepada Kami

Beginilah Al-Quran Mengajarkan Doa Kepada Kami


Bagaimanakah Al-Quran mengajarkan doa kepada kita? Sebaik-baik doa adalah doa yang bersumberkan daripada Al-Quran dan hadis daripada Nabi s.a.w. Mengapakah ia adalah sebaik-baik doa? Ini kerana ia mempunyai 2 sebab yang utama:-

1) Doa-doa di dalam al-quran mendapat pengiktirafan Allah dan sebab itu Allah mengabadikan menerusi kalam-Nya sebagai panduan buat kita. Justeru apakah yang lebih utama berbanding apa yang telah diajarkan oleh Tuhan sendiri?
2) Doa-doa yang ma'thur yakni doa-doa yang bersumber dari Al-Quran dan As-Sunnah bersifat jami' dan mani'. Jami' bermaksud mengumpulkan dan mani' adalah segala yang diperlukan. Ini membawa maksud dalam doa-doa yang diajarkan oleh Allah dalam al-quran dan Nabi s.a.w bersifat mengumpulkan segala kebaikan dan keperluan kita di dunia dan akhirat. Ia boleh diumpamakan seolah-olah Allah memberitahu kita apakah 'keperluan' yang perlu kita minta daripada-Nya, dan Dia sahajalah yang mengetahui apakah sebenar-benar keperluan kita di dunia dan akhirat.

Oleh itu, suka saya menitipkan doa-doa yang diambil daripada al-quran sebagai kongsian bersama, Biiznillah..


"Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu mengenai Aku, maka beritahulah sesungguhnya Aku sentiasa hampir kepada mereka. Aku perkenankan permohonan orang yang berdoa apabila mereka berdoa kepada-Ku. Maka hendaklah mereka menyahut seruan-Ku dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, mudah-mudahan mereka mendapat petunjuk"
(Al-Baqarah 2:186)

"Dan Tuhanmu berfirman:"Berdoalah kamu kepada-Ku, nescaya Aku perkenankan doamu"
(Al-Mu'min 40:60)
رَبَّنَا تَقَبَّلۡ مِنَّآ‌ۖ إِنَّكَ أَنتَ ٱلسَّمِيعُ ٱلۡعَلِيمُ
"Ya Tuhan kami, terimalah daripada kami (amalan kami), sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahi"
(Al-Baqarah 2:127)


 رَبَّنَا وَٱجۡعَلۡنَا مُسۡلِمَيۡنِ لَكَ وَمِن ذُرِّيَّتِنَآ أُمَّةً۬ مُّسۡلِمَةً۬ لَّكَ وَأَرِنَا مَنَاسِكَنَا وَتُبۡ عَلَيۡنَآ‌ۖ إِنَّكَ أَنتَ ٱلتَّوَّابُ ٱلرَّحِيمُ
"Ya Tuhan kami, jadikanlah kami berdua orang yang tunduk patuh kepada Engkau, dan (jadikanlah) di antara anak cucu kami umat yang tunduk patuh kepada Engkau dan tunjukkanlah kami cara-cara dan tempat-tempat ibadat haji kami, dan terimalah taubat kami. Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang"
(Al-Baqarah 2:128)


رَبَّنَآ ءَاتِنَا فِى ٱلدُّنۡيَا حَسَنَةً۬ وَفِى ٱلۡأَخِرَةِ حَسَنَةً۬ وَقِنَا عَذَابَ ٱلنَّارِ
"Ya Tuhan kami, kurniakanlah kami kebaikkan di dunia dan kebaikkan di akhirat, dan peliharalah kami dari seksa neraka"
(Al-Baqarah 2:201)


رَبَّنَآ أَفۡرِغۡ عَلَيۡنَا صَبۡرً۬ا وَثَبِّتۡ أَقۡدَامَنَا وَٱنصُرۡنَا عَلَى ٱلۡقَوۡمِ ٱلۡڪَـٰفِرِينَ
"Ya Tuhan kami, tuangkanlah kesabaran atas diri kami, dan kukuhkanlah pendirian kami, dan tolonglah kami terhadap orang-orang kafir"
(Al-Baqarah 2:250)


رَبَّنَا لَا تُؤَاخِذۡنَآ إِن نَّسِينَآ أَوۡ أَخۡطَأۡنَا‌ۚ رَبَّنَا وَلَا تَحۡمِلۡ عَلَيۡنَآ إِصۡرً۬ا كَمَا حَمَلۡتَهُ ۥ عَلَى ٱلَّذِينَ مِن قَبۡلِنَا‌ۚ رَبَّنَا وَلَا تُحَمِّلۡنَا مَا لَا طَاقَةَ لَنَا بِهِۦ‌ۖ وَٱعۡفُ عَنَّا وَٱغۡفِرۡ لَنَا وَٱرۡحَمۡنَآ‌ۚ أَنتَ مَوۡلَٮٰنَا فَٱنصُرۡنَا عَلَى ٱلۡقَوۡمِ ٱلۡڪَـٰفِرِينَ
"Ya Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami tersalah. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau bebankan kepada kami beban yang berat sebagaimana yang Engkau bebankan kepada orang-orang sebelum kami. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan kami apa yang tidak sanggup kami pikulnya. Maafkanlah kami, ampunilah kami dan rahmatilah kami. Engkaulah Penolong kami, maka tolonglah kami terhadap kaum yang kafir"
(Al-Baqarah 2:286)


رَبَّنَا لَا تُزِغۡ قُلُوبَنَا بَعۡدَ إِذۡ هَدَيۡتَنَا وَهَبۡ لَنَا مِن لَّدُنكَ رَحۡمَةً‌ۚ إِنَّكَ أَنتَ ٱلۡوَهَّابُ
"Ya Tuhan kami, janganlah Engkau jadikan hati kami condong kepada ksesatan sesudah Engkau beri petunjuk kepada kami, dan kurniakanlah kami rahmat dari sisi-Mu, kerana sesungguhnya Engkau Maha Pemberi (kurnia)"
(Ali-'Imran 3:8)


رَبَّنَآ ءَامَنَّا بِمَآ أَنزَلۡتَ وَٱتَّبَعۡنَا ٱلرَّسُولَ فَٱڪۡتُبۡنَا مَعَ ٱلشَّـٰهِدِينَ
"Ya Tuhan kami, kami telah beriman kepada apa yang telah Engkau turunkan dan telah kami ikuti rasul, kerana itu masukkanlah kami ke dalam golongan orang-orang yang menjadi saksi (tentang keesaan Allah)"
(Ali-'Imran 3:53)


رَبَّنَا ٱغۡفِرۡ لَنَا ذُنُوبَنَا وَإِسۡرَافَنَا فِىٓ أَمۡرِنَا وَثَبِّتۡ أَقۡدَامَنَا وَٱنصُرۡنَا عَلَى ٱلۡقَوۡمِ ٱلۡڪَـٰفِرِينَ
"Ya Tuhan kami, ampunilah dosa-dosa kami dan tindakan-tindakan kami yang berlebih-lebihan dalam urusan kami dan tetapkanlah pendirian kami, dan tolonglah kami terhadap kaum yang kafir"
(Ali-'Imran 3:147)


رَبَّنَا مَا خَلَقۡتَ هَـٰذَا بَـٰطِلاً۬ سُبۡحَـٰنَكَ فَقِنَا عَذَابَ ٱلنَّارِ
 "Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari seksa neraka"
(Ali-'Imran 3:191)


رَبَّنَآ إِنَّكَ مَن تُدۡخِلِ ٱلنَّارَ فَقَدۡ أَخۡزَيۡتَهُ ۥ‌ۖ وَمَا لِلظَّـٰلِمِينَ مِنۡ أَنصَارٍ۬
"Ya Tuhan kami, sesungguhnya barangsiapa yang Engkau masukkan ke dalam neraka, maka sungguh telah Engkau hinakan ia, dan tidak ada bagi orang-orang yang zalim seorang penolongpun"
(Ali-'Imran 3:192)


رَّبَّنَآ إِنَّنَا سَمِعۡنَا مُنَادِيً۬ا يُنَادِى لِلۡإِيمَـٰنِ أَنۡ ءَامِنُواْ بِرَبِّكُمۡ فَـَٔامَنَّا‌ۚ رَبَّنَا فَٱغۡفِرۡ لَنَا ذُنُوبَنَا وَڪَفِّرۡ عَنَّا سَيِّـَٔاتِنَا وَتَوَفَّنَا مَعَ ٱلۡأَبۡرَارِ
"Ya Tuhan kami, sesungguhnya kami mendengar (seruan) yang menyeru kepada iman, (iaitu):"Berimanlah kamu kepada Tuhanmu," maka kami pun beriman. Ya Tuhan kami, ampunilah bagi kami dosa-dosa kami dan hapuskanlah dari kami kesalahan-kesalahan kami, dan matikanlah kami beserta orang-orang yang banyak berbakti"
(Ali-'Imran 3:193)


رَبَّنَا وَءَاتِنَا مَا وَعَدتَّنَا عَلَىٰ رُسُلِكَ وَلَا تُخۡزِنَا يَوۡمَ ٱلۡقِيَـٰمَةِ‌ۗ إِنَّكَ لَا تُخۡلِفُ ٱلۡمِيعَادَ
"Ya Tuhan kami, berilah kami apa yang telah Engkau janjikan kepada kami dengan perantaraan rasul-rasul Engkau. Dan janganlah Engkau hinakan kami di hari kiamat. Sesungguhnya Engkau tidak menyalahi janji"
 (Ali-'Imran 3:194)


رَبَّنَا ظَلَمۡنَآ أَنفُسَنَا وَإِن لَّمۡ تَغۡفِرۡ لَنَا وَتَرۡحَمۡنَا لَنَكُونَنَّ مِنَ ٱلۡخَـٰسِرِينَ
 "Ya Tuhan kami, kami telah menzalimi diri kami sendiri, dan jika Engkau tidak mengampuni kami dan memberi rahmat kepada kami, nescaya pastilah kami termasuk dalam golongan yang rugi"
(Al-A'raaf 7:23)


رَبَّنَا لَا تَجۡعَلۡنَا مَعَ ٱلۡقَوۡمِ ٱلظَّـٰلِمِينَ
"Ya Tuhan kami, janganlah Engkau tempatkan kami bersama-sama kaum yang zalim"
(Al-A'raaf 7:47)

رَبَّنَآ أَفۡرِغۡ عَلَيۡنَا صَبۡرً۬ا وَتَوَفَّنَا مُسۡلِمِينَ
"Ya Tuhan kami, limpahkanlah kesabaran kepada kami dan matikanlah kami dalam keadaan berserah diri (kepada-Mu)"
(Al-A'raaf 7:126)


رَبَّنَا لَا تَجۡعَلۡنَا فِتۡنَةً۬ لِّلۡقَوۡمِ ٱلظَّـٰلِمِينَ
وَنَجِّنَا بِرَحۡمَتِكَ مِنَ ٱلۡقَوۡمِ ٱلۡكَـٰفِرِينَ
"Ya Tuhan kami, janganlah Engkau jadikan kami sasaran fitnah bagi kaum yang zalim. Dan selamatkanlah kami dengan rahmat Engkau dari (tipu daya) orang-orang yang kafir"
(Yunus 10:85-86)


رَبِّ ٱجۡعَلۡنِى مُقِيمَ ٱلصَّلَوٰةِ وَمِن ذُرِّيَّتِى‌ۚ رَبَّنَا وَتَقَبَّلۡ دُعَآءِ
"Ya Tuhanku, jadikanlah aku dan zuriat (keturunanku) orang-orang yang mendirikan solat, ya Tuhan kami, perkenankanlah doaku"
(Ibrahim 14:40)


رَبَّنَا ٱغۡفِرۡ لِى وَلِوَٲلِدَىَّ وَلِلۡمُؤۡمِنِينَ يَوۡمَ يَقُومُ ٱلۡحِسَابُ
"Ya Tuhan kami, ampunilah daku dan kedua ibu bapaku dan sekalian orang-orang mukmin pada hari terjadinya hisab"
(Ibrahim 14:41)


رَبَّنَآ ءَاتِنَا مِن لَّدُنكَ رَحۡمَةً۬ وَهَيِّئۡ لَنَا مِنۡ أَمۡرِنَا رَشَدً۬ا
"Wahai Tuhan kami, berikanlah rahmat kepada kami dari sisi-Mu dan sempurnakanlah bagi kami petunjuk yang lurus dalam urusan kami (ini)"
(Al-Kahfi 18:10)

رَبَّنَآ ءَامَنَّا فَٱغۡفِرۡ لَنَا وَٱرۡحَمۡنَا وَأَنتَ خَيۡرُ ٱلرَّٲحِمِينَ
"Ya Tuhan kami, kami telah beriman, maka ampunilah kami dan berikanlah kami rahmat dan Engkau adalah sebaik-baik Pemberi Rahmat"
(Al-Mukminun 23:109)


رَبَّنَا ٱصۡرِفۡ عَنَّا عَذَابَ جَهَنَّمَ‌ۖ إِنَّ عَذَابَهَا كَانَ غَرَامًا
 إِنَّهَا سَآءَتۡ مُسۡتَقَرًّ۬ا وَمُقَامً۬ا
"Ya Tuhan kami, jauhkanlah azab jahanam dari kami, sesungguhnya azabnya itu adalah kebinasaan yang kekal. Sesungguhnya jahanam itu seburuk-buruk tempat menetap dan tempat kediaman"
(Al-Furqan 25:65-66)


رَبَّنَا هَبۡ لَنَا مِنۡ أَزۡوَٲجِنَا وَذُرِّيَّـٰتِنَا قُرَّةَ أَعۡيُنٍ۬ وَٱجۡعَلۡنَا لِلۡمُتَّقِينَ إِمَامًا
"Ya Tuhan kami, anugerahkanlah kami kepada kami isteri-isteri kami dan keturunan kami sebagai penyejuk mata (kami), dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertaqwa"
(Al-Furqan 25:74)


رَبَّنَا ٱغۡفِرۡ لَنَا وَلِإِخۡوَٲنِنَا ٱلَّذِينَ سَبَقُونَا بِٱلۡإِيمَـٰنِ وَلَا تَجۡعَلۡ فِى قُلُوبِنَا غِلاًّ۬ لِّلَّذِينَ ءَامَنُواْ رَبَّنَآ إِنَّكَ رَءُوفٌ۬ رَّحِيمٌ
"Wahai Tuhan kami, ampunkanlah dosa kami dan dosa saudara-saudara kami yang telah mendahului kami dalam iman, dan janganlah Engkau jadikan dalam hati (kami) perasaan hasad dengki dan dendam terhadap orang-orang yang beriman. Wahai Tuhan kami, sesungguhnya Engkau amat melimpah belas kasihan dan rahmat-Mu"
(Al-Hasyar 59:10)


 رَّبَّنَا عَلَيۡكَ تَوَكَّلۡنَا وَإِلَيۡكَ أَنَبۡنَا وَإِلَيۡكَ ٱلۡمَصِيرُ
"Wahai Tuhan kami, kepada Engkaulah sahaja kami berserah diri, dan kepada Engkaulah kami rujuk (bertaubat), serta kepada Engkaulah jua tempat kembali"
(Al-Mumtahanah 60:4)


رَبَّنَآ أَتۡمِمۡ لَنَا نُورَنَا وَٱغۡفِرۡ لَنَآ‌ۖ إِنَّكَ عَلَىٰ ڪُلِّ شَىۡءٍ۬ قَدِيرٌ۬
"Wahai Tuhan kami, sempurnakanlah bagi kami cahaya kami, dan limpahkanlah keampunan kepada kami, sesungguhnya Engkau Maha Berkuasa atas tiap-tiap sesuatu"
(At-Tahrim 66:8)



"Dan orang-orang yang berusaha dengan bersungguh-sungguh kerana memenuhi kehendak agama Kami, sesungguhnya Kami akan memimpin mereka ke jalan-jalan Kami (yang menjadikan mereka bergembira serta beroleh keredhaan), dan sesungguhnya (pertolongan dan bantuan) Allah adalah beserta orang-orang yang berusaha membaiki amalannya"
(Al-Ankabut 29:69)

Kisah Fatimah r.a

Kisah Fatimah r.a


Gembira hatinya, gembiralah Rasulullah s. a. w. Tertitis air matanya, berdukalah baginda. Dialah satu-satunya puteri yang paling dikasihi oleh junjungan Rasul selepas kewafatan isterinya yang paling dicintai, Siti Khadijah. Itulah Siti Fatimah r. a., wanita terkemuka di dunia dan penghuni syurga di akhirat.

Bersuamikan Sayyidina Ali bukanlah satu kebanggaan yang menjanjikan kekayaan harta. Ini adalah kerana Sayyidina Ali yang merupakan salah seorang daripada empat sahabat yang sangat rapat dengan Rasulullah s. a. w., merupakan kalangan sahabat yang sangat miskin berbanding dengan yang lain.

Namun jauh di sanubari Rasulullah s. a. w. tersimpan perasaan kasih dan sayang yang sangat mendalam terhadapnya. Rasulullah s. a. w. pernah bersabda kepada Sayyidina Ali,"Fatimah lebih kucintai daripada engkau, namun dalam pandanganku engkau lebih mulia daripada dia."(Riwayat Abu Hurairah)

Wanita pilihan untuk lelaki pilihan. Fatimah mewarisi akhlak ibunya Siti Khadijah. Tidak pernah membebani dan menyakiti suami dengan kata- kata atau sikap. Sentiasa senyum menyambut kepulangan suami hingga hilang separuh masalah suaminya. Dengan mas kahwin hanya 400 dirham hasil jualan baju perang kepada Sayyidina Usman Ibnu Affan itulah dia memulakan penghidupan dengan wanita yang sangat dimuliakan Allah di dunia dan di Akhirat.

Bukan Sayyidina Ali tidak mahu menyediakan seorang pembantu untuk isterinya tetapi sememangnya beliau tidak mampu berbuat demikian. Meskipun beliau cukup tahu isterinya saban hari bertungkus-lumus menguruskan anak-anak, memasak, membasuh dan menggiling tepung, dan yang lebih memenatkan lagi bila terpaksa mengandar air berbatu-batu jauhnya sehingga kelihatan tanda di bahu kiri dan kanannya.

Suami mana yang tidak sayangkan isteri. Ada ketikanya bila Sayyidina Ali berada di rumah, beliau akan turut sama menyinsing lengan membantu Siti Fatimah menggiling tepung di dapur. "Terima kasih suamiku," bisik Fatimah pada suaminya. Usaha sekecil itu, di celah-celah kesibukan sudah cukup berkesan dalam membelai perasaan seorang isteri.

Suatu hari, Rasulullah s. a. w. masuk ke rumah anaknya. Didapati puterinya yang berpakaian kasar itu sedang mengisar biji-biji gandum dalam linangan air mata. Fatimah segera mengesat air matanya tatkala menyedari kehadiran ayahanda kesayangannya itu. Lalu ditanya oleh baginda, "Wahai buah hatiku, apakah yang engkau tangiskan itu? Semoga Allah menggembirakanmu." Dalam nada sayu Fatimah berkata, "Wahai ayahanda, sesungguhnya anakmu ini terlalu penat kerana terpaksa mengisar gandum dan menguruskan segala urusan rumah seorang diri. Wahai ayahanda, kiranya tidak keberatan bolehkah ayahanda meminta suamiku menyediakan seorang pembantu untukku?" Baginda tersenyum seraya bangun mendapatkan kisaran tepung itu. Dengan lafaz Bismillah, Baginda meletakkan segenggam gandum ke dalam kisaran itu. Dengan izin Allah, maka berpusinglah kisaran itu dengan sendirinya. Hati Fatimah sangat terhibur dan merasa sangat gembira dengan hadiah istimewa dari ayahandanya itu. Habis semua gandumnya dikisar dan batu kisar itu tidak akan berhenti selagi tidak ada arahan untuk berhenti, sehinggalah Rasulullah s. a. w. menghentikannya.

Berkata Rasulullah s. a. w. dengan kata-kata yang masyhur, "Wahai Fatimah, Gunung Uhud pernah ditawarkan kepadaku untuk menjadi emas, namun ayahanda memilih untuk keluarga kita kesenangan di akhirat." Jelas, Baginda Rasul mahu mendidik puterinya bahawa kesusahan bukanlah penghalang untuk menjadi solehah. Ayahanda yang penyayang terus merenung puterinya dengan pandangan kasih sayang, "Puteriku, mahukah engkau kuajarkan sesuatu yang lebih baik daripada apa yang kau pinta itu?" "Tentu sekali ya Rasulullah," jawab Siti Fatimah kegirangan. Rasulullah s. a. w. bersabda, "Jibril telah mengajarku beberapa kalimah. Setiap kali selesai sembahyang, hendaklah membaca 'Subhanallah' sepuluh kali, Alhamdulillah' sepuluh kali dan 'Allahu Akbar' sepuluh kali. Kemudian ketika hendak tidur baca 'Subhanallah', 'Alhamdulillah' dan 'Allahu Akbar' ini sebanyak tiga puluh tiga kali."

Ternyata amalan itu telah memberi kesan kepada Siti Fatimah. Semua kerja rumah dapat dilaksanakan dengan mudah dan sempurna meskipun tanpa pembantu rumah. Itulah hadiah istimewa dari Allah buat hamba-hamba yang hatinya sentiasa mengingatiNya

Buat renungan semua: Orang yang berfikiran besar banyak memperkatakan ilmu Orang yang berfikiran sederhana banyak memperkatakan peristiwa Orang yang berfikiran rendah banyak memperkatakan manusia Orang yang berfikiran cetek banyak memperkatakan diri mereka

Nabi SAW bersabda, ada 4 perkara yang dipandang baik, tetapi 4 lagi dipandang lebih baik :
1. Sifat malu dari lelaki adalah baik, tetapi dari perempuan adalah lebih baik,
2. Adil dari setiap orang adalah baik, tetapi dari pemimpin adalah lebih baik,
3. Bertaubat dari orang tua adalah baik, tetapi dari orang muda adalah lebih baik,
4. Derma dan sedekah dari orang kaya adalah baik, tetapi dari orang fakir adalah lebih baik.

Sabtu, 2 Oktober 2010

Quran Diturunkan Untuk Apa?

Quran Diturunkan Untuk Apa?
Untuk dipertandingkan setiap tahun? Untuk dibaca sebagai halwa telinga pada majlis-majlis tertentu?  Untuk dipelajari hanya sekadar maklumat semata-mata? Untuk apa sebenarnya al-Quran itu diturunkan? Di sinilah pemahaman yang benar terhadap al-Quran perlu ada di dalam pemikiran setiap dari kita umat Islam hari ini - tidak kiralah samada rakyat biasa mahupun para pemimpin. Setiap dari kita mempunyai kewajiban terhadap al-Quran. Kita wajib mempelajarinya, memahaminya dan melaksanakan isi kandungannya.

Sebagai seorang Muslim kita perlu menyedari bahawa al-Quran yang ada di dalam dada-dada kita, yang tersimpan di rumah-rumah kita dan yang tersusun rapi di masjid-masjid perumahan dan kampung-kampung adalah merupakan sebuah kitab yang diturunkan oleh Allah SWT sebagai petunjuk kepada manusia. ”Masa yang diwajibkan kamu berpuasa itu ialah bulan Ramadan yang padanya diturunkan Al-Quran, menjadi petunjuk bagi sekalian manusia, dan menjadi keterangan-keterangan yang menjelaskan petunjuk dan (menjelaskan) perbezaan antara yang benar dengan yang salah. ” [TMQ  Al Baqarah (2) :185]. Persoalannya kini ialah - apakah kita hari ini, samada pihak individu, masyarakat mahupun negara telah menjadikan al-Quran sebagai petunjuk untuk mengatur kehidupan kita pada hari ini? Dalam konteks individu, mungkin masih ramai umat Islam yang menjadikan al-Quran sebagai petunjuk di dalam kehidupan mereka walaupun  ramai juga yang telah tersasar kehidupan mereka dari petunjuk al-Quran. Namun ini jauh berbeza dengan kehidupan masyarakat dan negara! Faktanya kita dapat melihat bagaimana di kalangan para pemimpin negara yang berkuasa hari ini, mereka tidak lupa menganjurkan pertandingan tilawah setiap tahun, tetapi malangnya mereka lupa dan tidak berusaha malahan sering memberikan alasan yang pelbagai untuk tidak menerapkan isi kandungan ajaran al-Quran yang menjadi kewajiban atas bahu-bahu mereka. Apakah ini sebahagian dari golongan yang diadukan oleh Rasulullah SAW kepada Allah SWT seperti mana yang difirmankan olehNya di dalam al-Quran?
” Dan berkatalah Rasul: "Wahai Tuhanku sesungguhnya kaumku telah menjadikan Al-Quran ini satu perlembagaan yang ditinggalkan, tidak dipakai". [TMQ  Al Furqaan (25) : 30].
Untuk itu wahai para penguasa umat Islam! Apakah kamu hanya berbangga menjadi penganjur dan pemenang pertandingan tilawah al-Quran, tetapi kamu langsung tidak berusaha untuk  menerapkan al-Quran di dalam kehidupan bernegara pada hari ini sedangkan inilah yang diwajibkan bagi kamu? 

Ingatlah firman Allah SWT 
”Dan barangsiapa yang tidak berhukum dengan apa yang telah diturunkan oleh Allah (kerana mengingkarinya), maka mereka itulah orang-orang yang kafir.[TMQ Al Maa-idah (5) : 44].

”Dan barangsiapa yang tidak berhukum dengan apa yang telah diturunkan oleh Allah (kerana mengingkarinya), maka mereka itulah orang-orang yang zalim. 
[TMQ Al Maa-idah (5) : 45]. 

”Dan barangsiapa yang tidak berhukum dengan apa yang telah diturunkan oleh Allah (kerana mengingkarinya), maka mereka itulah orang-orang yang fasik. 
[TMQ Al Maa-idah (5) : 47]. 

Di manakah kedudukan kamu kini wahai para pemimpin negara?

'Al-quran itu ibarat kekasih.. jika ditinggal berhari, maka merajuklah dia.. jika ditinggalkan berminggu..maka marahlah dia.. jika ditinggal selamanya.. kelak bencilah dia..
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

TINGGALKAN JEJAK LANGKAH ANDA DISINIE... SEMOGA SAYA BOLEH MEMBALAS KUNJUNGAN!!!

TOLONG ISI FORM INI SEBAGAI TANDA ANDA MELAWAT BLOG INI

Name:
Email Address:
Blog Address
Pendapat anda tentang Blog ini dan saranan/taujihad/nasihat anda kepada admin rasmi blog ini...
Harapan anda terhadap Blog ini

Click here to create your own form.

,


I made this widget at MyFlashFetish.com.